Minggu, 24 November 2013

KACANG TANAH VARIETAS GAJAH

NAMA varietasnya saja, sudah dijuluki "gajah". Penamaan itu, bukan tidak mempunyai arti. Namun, tentunya dilihat dari perbandingan dengan kacang tanah varietas yang lain, jenis yang satu ini mempunyai nilai hasil yang lebih "gemuk" bak seekor gajah.
Kacang tanah varietas ini, seperti diakui Apud salah seorang petani kacang tanah asal Punclut Lembang Kab. Bandung, mempunyai jumlah polong yang lebih banyak dibandingkan kacang tanah varietas lain yang selama ini ditanamnya.
"Dari satu biji, bisa menghasilkan 30 polong. Kalau varietas lain, paling banyak cuma 15 polong," ujar Apud, saat ditemui "Mitra Bisnis" di lokasi kebun kacang tanah miliknya di Kp. Pagermaneuh, Desa Pagerwangi, Lembang Kab. Bandung.
Kacang tanah varietas gajah, mulai dilepas di Indonesia sejak 1950 dengan pemulia dari Balai Penyelidikan Teknik Pertanian Bogor. Jenis ini berasal dari seleksi keturunan persilangan Schwarz-21-Spanish 18-38. Kelebihannya bisa menghasilkan panen rata-rata 1,8-2 ton/ha, dengan berat untuk 100 biji mencapai sekitar 53 gram.
Umur polong tua selama 100 hari. Jenis gajah ini juga tahan terhadap penyakit layu bakteri, namun peka terhadap penyakit karat dan bercak daun. Kalau melihat berbagai kebutuhan ekspor, jenis gajah ini sangat cocok. Sebabnya, standar mutu kualitas yang ditetapkan dapat dipenuhi.
Cara budidayanya pun, sama seperti penanaman kacang tanah lainnya. "Pokoknya, menanam kacang tanah gajah ini gampang, dan tidak terlalu repot seperti menanam sayuran. Pasarnya pun sudah menanti dan stabil, sekarang harga di bandar mencapai Rp 1.500,00/kg basah," tutur Apud yang mengakui kini tengah ditunggu para bandar untuk membeli hasil panen.
Varietas "gajah" ini, ditinjau dari segi risiko kegagalan panen, seperti halnya tanaman kacang tanah lainnya, relatif kecil. Demikian juga, karena polong dan biji berada di dalam tanah, relatif tidak mudah terserang hama penyakit sebanyak hama penyakit pada tanaman lain.
Keuntungan lain yang diperoleh adalah apabila daun tanaman tidak terserang penyakit pada saat panen, hijauannya dapat mencapai 5 ton/ha yang dapat dijual sebagai pakan ternak.
Maka dari itu, usaha tani kacang tanah "gajah" cocok sebagai tanaman penyelang. Juga sebagai tanaman alternatif, bagi petani untuk mengantisipasi terlebih dahulu komoditas tanaman lain yang kini terjadi fluktuasi harga.
                         
SECARA umum, usaha tani kacang tanah di Indonesia memberikan keuntungan yang tinggi dibandingkan dengan tanaman palawija lainnya seperti jagung, kedelai, dan kacang hijau (Biro Pusat Statistik, 1994).
Kacang tanah mempunyai nilai strategis sebagai salahsatu sumber pendapatan penting bagi petani di lahan kering. Sebabnya, mampu memberikan kontribusi sekitar 65% terhadap pendapatan rumah tangga petani di daerah Tuban (sentra produksi kacang tanah di Jawa Timur).
Sedangkan bila petani mempunyai dua tipe lahan, yaitu tegalan dan sawah, kontribusi tanaman kacang tanah terhadap pendapatan petani mencapai 32%, padi 37% dan siwalan 14%.
Kacang tanah di Indonesia, menurut data BPS 1995, pada umumnya ditanam petani di lahan kering dan tadah hujan (70%0 dan sisanya (30%) di sawah pengairan yang ditanam setelah padi sebagai salahsatu sumber pendapatan tunai. Luas tanaman terbesar di lahan kering adalah pada bulan Maret/April-Juni/Juli dan pada musim hujan biasanya ditujukan untuk sumber benih.
Total luas areal panen kacang tanah di Indonesia tahun 1996 582.112 ha dengan hasil produksi 628.680,96 ton. Itu berarti terjadi penurunan dibandingkan tahun 1993 mencapai 624.200 ha, produksi 638.708 ton dan rata-rata tingkat hasil sekitar 0,95 ton/ha. Daerah sentra produksi kacang tanah tertinggi di Indonesia adalah Jawa Timur (153.180 ha), kemudian diikuti Jawa Tengah (149.873) dan Jawa Barat (90.011).
Sementara itu, Pemerintah Jawa Barat kini mulai melakukan peningkatan produksi kacang tanah. Lewat pelaksanaan program "Dakabalarea", Gubernur Jabar, H. R. Nuriana sendiri, memberikan bantuan kepada sejumlah kelompok tani, berupa benih kacang tanah varietas gajah. Sasaran yang ingin dicapai adalah, menambah produksi pangan pada musim tanam 1999 dan 1999/2000 di Jabar sebanyak 350 ton dan tercapainya penambahan areal tanam kacang tanah seluas 350 ha. Salahsatunya dialokasikan di Kampung Pagermaneuh Desa Pagerwangi (kawasan Punclut Lembang) Kab. Bandung, berupa benih sebanyak 6 ton untuk areal seluas 50 ha.
Soal pemasaran, permintaan kacang tanah terus meningkat, baik untuk konsumsi maupun industri pangan. Dengan kata lain, kacang tanah di Indonesia di samping digunakan untuk bahan pangan dan pakan, ternyata juga dimanfaatkan sebagai bahan baku industri bahan makanan dan bukan bahan makanan.
Industri yang paling banyak menggunakan kacang tanah adalah  industri pengupas dan pembersih, kemudian industri ransum makanan ternak, unggas, ikan dan hewan lainnya, serta industri konsentrat makanan ternak unggas, ikan dan hewan lainnya. Termasuk juga industri es krim, pelumat buah-buahan dan sayuran, serta industri makanan dari kedelai dan kacang-kacangan.
Salahsatu perusahaan terkenal di Indonesia yang memproduksi produk dari kacang tanah, juga mengakui kebutuhan kacang tanah sebagai bahan baku industri dari tahun ke tahun semakin meningkat. Itu sejalan dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan gizi. Namun hal itu tidak diimbangi produksi dalam negeri yang belum mampu memenuhi kebutuhan sehingga masih impor. Jadi, bisa dipastikan, pemasaran kacang tanah masih tetap berprospek, hingga beberapa tahun yang akan datang.-
TEKNIK BUDIDAYA KACANG TANAH
KOMPONEN paket teknologi budidaya kacang tanah lahan kering yang diterapkan pada areal seluas 25 ha dengan jumlah petani kooperator 65 orang, di Kabupaten Tuban Jawa Timur pada musim kemarau 1993 (Adisarwanto dkk, 1996) adalah:
1. Penyiapan lahan tanah diolah dan digaru memakai tenaga ternak;
2. Benih berkualitas tinggi > 90% daya kecambah;
3. Kebutuhan benih: 80 kg benih/ha;
4. Pemupukan 50 kg Urea, 75 kg TSP, dan 75 kg KCl per hektar, disebar sebelum tanam;
5. Penanaman benih dijatuhkan dalam barisan di belakang bajak. Jarak antar bajak diusahakan 40 cm dan jarak antar benih dalam alur bajak 10 cm;
6. Penyiangan: dilaksanakan sebanyak 2 kali (2 dan 4 minggu setelah tanam);
7. Pengendalian hama dan pengakit:
a. Fungisida Topsin M disemprotkan pada saat tanaman berumur 7 dan 9 minggu untuk mencegah penyakit bercak daun;
b. Insektisida Furadan: 10 kg/ha diberikan sebelum tanam untuk mencegah serangan rayap;
c. Insektisida Azodrin (monokrotofos) disemprotkan pada saat tanaman berumur 63-65 setelah tanam, untuk mencogah serangan Thrip dan hama daun;
8. Panen: dilakukan pada saat tanaman berumur 100 hari.
Paket teknologi budidaya kacang tanah lahan kering yang diterapkan di Kabupaten Tuban Jawa Timur mampu menghasilkan polong kacang tanah sebagai berikut: 67,7% petani kooperator mampu menghasilkan 1,50-2 ton/ha. Bahkan, sekitar 21,3% petani kooperator mampu menghasilkan di atas 2 ton/ha. (LihatTabel).
Kondisi ini memberikan implikasi bahwa terdapat peluang untuk meningkatkan hasil kacang tanah di tingkat petani pada lahan kering. Keberhasilan upaya peningkatan ini tergantung dari penerapan teknologi budidaya yang dianjurkan untuk digunakan petani.

1 komentar:

  1. Casinos Near Me - Mapyro
    Find Casinos Near Me in Columbus, OH from 남원 출장마사지 $50-$1000. Find your perfect stay 상주 출장안마 today! Click 구리 출장마사지 here 통영 출장마사지 for maps 창원 출장마사지 to see available.

    BalasHapus